Telepon Genggam tak Menyebabkan Kanker

		Dari Denmark muncul berita terbaru soal penelitian dampak telepon genggam (handphone) terhadap kanker di dekat telinga, sebagaimana diberitakan kantor berita Associated Pres, Rabu (6/12). Kesimpulannya, telepon genggam tak menyebabkan kanker.
Ini merupakan kesimpulan dari sebuah studi yang dilakukan di Denmark. Para ilmuwan melacak 420.000 pengguna telepon genggam, termasuk 52.000 orang yang sudah menggunakannya selama 10 tahun lebih, bahkan ada diantaranya yang sudah memakai selama 21 tahun. Angka pengguna telepon dicocokkan dengan catatan di Biro Pendaftaran Penyakit Kanker Denmark. Biro ini mencatat semua warga yang terkena kanker. Kesimpulannya tak ada kaitan pemakaian telepon genggam dengan kanker, terutama kanker di dekat telinga.
		Hasil studi itu dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute. "Tak ada alasan untuk khawatir soal dampak gelombang radio," kata John Boice, seorang professor dari Vanderbilt University, AS, yang juga Direktur Sains di International Epidemiology Institute in Rockville, Maryland, AS. Ia terlibat pada penelitian di Denmark tersebut.
Namun Boice menyadari bahwa masih banyak orang yang khawatir akan dampak pemakaian telepon genggam terhadap kemungkinan terkena penyakit kanker. Karena itu Boice dan koleganya dari Danish Cancer Society, Copenhagen, merencanakan untuk terus melacak penggunaan telepon, setidaknya hingga selama 30 tahun, yang berarti akan berlanjut setidaknya hingga 10 tahun lagi. Namun studi di Denmark itu dianggap sangat valid, sebagaimana diutarakan oleh Joshua Muscat dari Pennsylvania State University, yang juga meneliti dampak penggunaan telepon genggam terhadap penyakit kanker. Penelitian itu dilakukan sehubungan dengan hipotesa bahwa energi dari frekuensi radio bisa mempengaruhi bagian luar otak, dan juga bisa menyebabkan kanker di bagian leher, telinga, atau dikhawatirkan menyebabkan leukemia. Hampir semua penelitian tak menemukan risiko itu, walau beberapa studi menyimpulkan lain.